I was born in Kersik one of the amazing village in east Kalimantan my father name's is Abd. Rahman who are the perfect and the good man in this world, my mother name's is Nuriati. I have 2 brother and one sister. Nasrullah Rahman, Mala Mawaddah Rahman and my litle brother Syamsul Maa'rif Rahman.
Kamis, 28 Juni 2012
Selasa, 26 Juni 2012
Makalah SKI judul perang salib..
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Balakang
Perang
salib bertitik tolak pada pembangunan pesat yang berlaku di Eropa Barat semasa
abad pertengahan. Ini sebenarnya berawal dari kedengkian orang-orang Kristen
pada islam dan umat islam. Karena dalam perjalanan dinasti islam mengalami
sebuah kecemerlangan yang luar biasa. Ini dapat dilihat dengan berhasilnya
muslimin merebut wilayah-wilayah yang sangat strategis. Maka bara dendam
tersulut dalam dada mereka dan menunggu waktu yang tepat untuk kembali merebut
kekuasaan mereka. Mereka menunggu kesempatan untuk membalas dendam tehadap umat
yang telah merobek-robek kerajaan Kristen. Maka ketika kesempatan itu datang
dan kondisi umat islam dalam keadaan yang lemah, mereka pun bertubi-tubi
menghancurkan islam dengan segala apa yang muslim miliki.
Pertarungan
yang sengit antar dua agama ini adalah awal dari permusuhan yang sangat
berkepanjangan. Perang salib adalah perang keagamaan selama hampir dua abad
yang terjadi reaksi umat Kristen di Eropa terhadap umat islam di Asia yang dianggap
sebagai pihak penyerang. Sebenarnya benih-benih ini telah ada dan lebih tua
dari perang itu sendiri. Perang ini terjadi karena sejak tahun 632 sampai
meletusnya perang salib sejumlah kota-kota penting dan tempat suci umat Kristen
telah diduduki oleh umat islam seperti Syuriah, Asia kecil, Spanyol dan
Sicilia.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan pembatasan tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa definisi Makki dan Madani?
2.
Bagaimana Klasifikasi ayat-ayat dan surat-surat
Al-Qur’an?
3.
Bagaimana karakteristik masing-masing Makki dan
Madani?
4.
Apakah Urgensi dan faedah Makki dan Madani?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui definisinya
2.
Mengetahui klasifikasinya
3.
Memahami karakteristik dari masing-masing
4.
Memahami urgensi dan faedahnya.
5.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perang Salib
Peperangan
yang terjadi antara dua agama ini disebut perang salib karena ekspedisi militer
mempergunakan salib sebagai symbol pemersatu yang diletakkan pada masing masing
pundak mereka untuk menunjukan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah
perang suci dan bertujuan untuk membebaskan kota suci Baitul Maqdis
(yerussalem) dari tangan orang-orang islam.
B.
Penyebab Perang Salib
Adapun
yang menjadi factor utama yang menyebabkan terjadinya perang salib adalah
agama, politik dan sosial ekonomi.
1.
Faktor Agama
Dalam
pandangan orang Kristen mereka sangat mengagungkan kekuatan suci gereja dan
kemampuannya untuk menghapus dosa. Maka banyak dari mereka yang telah putus asa
berbondong-bondong memanggil seruan ini. Ditambah lagi dinasti Seljuk yang
merebut Baitul Maqdis dari tangan Fathimiyah pada tahun 1070, pihak Kristen
merasa tidak bebas lagi menunaikan ibadah kesana. Hal ini disebabkan karena
penguasa Seljuk menetapkan sejumlah peraturan yang dianggap mempersulit mereka
yang hendak melaksanakan ibadah ke Bait Al-Maqdis, bahkan mereka yang pulang
berziarah sering mengeluh karena mendapat perlakuan jelek dari orang-orang
Seljuk yang fanatic. Umat kristen merasa perlakuan para penguasa dinasti Seljuk
sangat berbeda dengan para penguasa Islam lainnya yang pernah menguasai kawasan
itu sebelumnya.
2.
Faktor Politik
Kekalahan
Byzantium sejak tahun 330 yang disebut Konstantinopel di Manzikar (Malazizkir)
atau Malasyird, Armenia pada 1071 dan jatuhnya Asia kecil ke bawah kekuasaaan
Seljuk telah mendorong Kaisar Alexius I Comnesus (Kaisar konstantinopel) untuk
meminta bantuan pada Paus Urbanus II (1035-1099); menjadi paus dari (1088-1099)
dalam usahanya untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan
dinasti Seljuk. Paus Urbanus II bersedia membantu Byzantium karena adanya janji
kaisar Alexius untuk dapat mempersatukan gereja Yunani dan Roma.
Pada waktu
itu Paus memiliki kekuasaan dan pengaruh yang sangat besar tehadap raja-raja
yang berada di bawah kekuasaannya. Ia dapat menjatuhkan sanksi kepada raja yang
membangkang perintah Paus dengan mencopot pengakuannya sebagai raja.
Di lain
pihak, kondisi kekuasaan Islam pada waktu itu sedang lemah, sehingga
orang-orang Kristen di Eropa berani untuk ikut mengambil bagian dalam perang
salib. Ketika itu, dinasti Seljuk di Asia kecil sedang mengalami perpecahan,
dinasti fathimiyah di Mesir dalam keadaan lumpuh, sementara kekuasaan Islam di
Spanyol semakin goyah. Situasi semakin bertambah parah karena adanya
pertentangan segi tiga antara Khalifah Fathimiah di Mesir, khalifah Abasiyah di
Baghdad dan Amir Umayah di Cordova yang memproklamasikan dirinya sebagai
khalifah.
Hal ini
tampak dalam kondisi umat islam seperti berikut:
a. Kelemahan dinasti Seljuk pasca
wafatnya Malik Syah hingga menga-kibatkan Seljuk terpecah-pecah.
b. Tidak adanya pemimpin kuat yang
menyatukan perpecahan umat islam dan membentuk pasukan yang tangguh guna
mengusir setiap lawan yang bermaksud jahat kepada islam.
c. Beberapa kabilah telah masuk agama
Kristen dan hal ini menjadikan Eropa Kristen memiliki jaringan yang kuat di
negara-negara timur.
Maka situasi demikian yang sangat menguntungkan bangsa Eropa mendorong penguasa-penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu persatu daerah-daerah kekuasaan Islam yang telah begitu luas menguasai Eropa seperi dinasti-dinasti di Edessa (Arruha) dan Baitul Maqdis.
Maka situasi demikian yang sangat menguntungkan bangsa Eropa mendorong penguasa-penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu persatu daerah-daerah kekuasaan Islam yang telah begitu luas menguasai Eropa seperi dinasti-dinasti di Edessa (Arruha) dan Baitul Maqdis.
3.
Faktor Sosial Ekonomi
Keadaan
ekonomi Eropa lah yang sebenarnya menjadi dorongan kuat pada masyarakatnya
untuk ambil bagian dalam peperangan ini. Pandangan mereka yang selama ini
terkukung oleh kemiskinan atas seruan kebebasan dan materi menjadikan mereka
berduyun-duyun menyambut harapan itu. Maka semua lapisan baik raja, bangsawan,
pendeta, saudagar, petani, dan semuanya mempunyai pandangan yang tidak berbeda
terhadap perang salib. Oleh karenanya perang ini menjadi alat pemersatu yang
sangat baik atas kesatuan Eropa melawan Islam.
Terjadinya
peperangan ini pula adalah karena ambisi para pedagang-pedagang besar yang
berada di pantai timur laut tengah terutama yang berada di kota Venezia, Genoa,
dan Pisa, untuk menguasai sejumlah kota-kota dagang di sepanjang pantai timur
dan selatan laut tengah untuk memperluas jaringan dagang dan mempermudah jalur
perdagangan itu sendiri karena mereka selama ini harus berhadapan denagn para
penguasa Islam dalam melakukan perdagangannya. Untuk itu mereka rela menanggung
sebagian dana perang salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat
perdagangan mereka apabila pihak Kristen Eropa memperoleh kemenangan. Hal itu
dimungkinkan karena jalur eropa akan bersambung dengan rute-rute perdagangan di
timur melalui jalur strategi tersebut.
Selain
permasalahan di atas, dalam kehidupan bangsa Eropa telah terbagi dalam
kelas-kelas social masyarakat yang ketika itu terdiri dari tiga kelompok yaitu
; kaum gereja, kaum bangsawan serta ksatria, dan rakyat jelata. Meskipun
kelompok yang terakhir ini merupakan mayoritas di dalam masyarakat, tetapi
mereka menempati kelas yang paling rendah. Kehidupan mereka sangat tertindas
dan terhina. Mereka harus tunduk kepada tuan tanah yang sering bertindak semena-mena
dan mereka dibebani berbagai pajak dan sejumlah kewajiban lainnya. Oleh karena
itu, ketika merekadimobilisasi oleh pihak gereja untuk turut mengambil bagian
dalam perang salib dengan janji akan diberikan kebebasan dan kesejahteraan yang
lebih baik bila perang dapat dimenangkan, mereka menyambut seruan itu
secaraspontan dengan berduyun-duyun melibatkan diri dalam perang tersebut. Hal
ini karena memang kebebasan yang sanagt berarti dalam kehidupan mereka.
Penindasan yang selama ini mereka rasakan telah mengakibatkan mereka telah
kehilangan hakekat hidup itu sendiri. Maka adanya seruan itu bukan karena
mereka ingin memenuhi panggilan suci agama, bukan itulah sebab mereka mengikuti
perang salib.
Selain stratifikasi social masyarakat Eropa yang memberlakukan diskriminasi terhadap rakyat jelata, pada saat itu di Eropa berlaku hukum waris yang menetapkan bahwa hanya anak tertua yang berhak menerima harta warisan. Apabila anak tertua meninggal maka harta warisan harus diserahkan kepada gereja. Hal ini telah menyebabkan populasi orang miskin semakin meningkat. Akibatnya, anak-anak yang miskin sebagai konsekuensi hokum warisyang mereka taati itu beramai-ramai pula mengikuti seruan mobilisasi umum itu dengan harapan yang sama, yakni untuk mendapatkan perbaikan ekonomi.
4.
Seruan Perang Salib
Maka
dengan beberapa factor yang menjadi penyebab bibit awal peperangan itulah Sri
Paus berani mengumumkan atas kebenciannya terhadap umat islam. Maka idenya
untuk mengadakan perang salib itu bergulir dengan diawali kongres tahunan yang
duhadiri oleh para uskup dan menyetujui gagasannya. Ia menghasut dengan dalih
pembebasan Baitul Maqdis, yang pula mendapat dukungan para pesertakongres
tersebut. Hal ini menjadi semakin besar penagruhnya dengan seorang pendeta
prancis, Boutros yang berkeliling ke seluruh Eropa dalam membangkitkan
sentiment agama orang-orang Kristen dan mengajak mereka untuk berperang. Dan
ajakan ini betul-betul berpengaruh dalam hati umat Kristen. Maka berangkatlah
dan semakin menyebarlah gagasan Sri Paus atas perang salib ini.
C.
Angkatan Perang Salib
Maka
setelah semuanya telah menjadi maklumat bersama, keinginan gereja pun segera
dilaksanakan, raja-raja para ksatria dan para prajurit mematuhi panggilan ini
dan menghimpun kekuatan yang besar. Maka banjir manusia tumpah ruah memasuki
daerah timur. Maka dimulailah rangkaian perang tersebut dengan beberapa
angkatan.
Adapun
angkatan tersebut adalah:
a. Angkatan Salib Pertama; ini terjadi
setelah Boutrus yang tanpa strategi apapun akhirnya kalah dan terbunuh bersama
seluruh tentaranya. Maka pasukan Eropa keluar dengan pasukan yang lebih besar
lagi dan dapat menuai kemenangan, pasukan salib berhasil merebut Baitul Maqdisi
dinasti Seljuk. Maka setelah pasukan salib merebut daerah ini, terjadilah
peristiwa yang sangat mengerikan dengan pembantaian terhadap kaum muslimin yang
kira-kira berjumlah 6000 orang.
b. Angkatan Salib Kedua; kegagalan
Eropa salib yang terjadi pada angkatan kedua ini karena adanya ambisi dalam
jabatan kepemimnan dan konflik internal antar negara-negara Eropa hingga
memotivasi Imaduddin Zanky untuk bangkit dan melawan kekuatan salib. Ia
menyerang pasukan salib yang bermaskas di Halb dan berhasil menguasainya dengan
mudah.
c. Angkatan Salib Ketiga; terjadi pada
tahun 1183 M. ini adalah tantangan Eropa atas bangkitnya mesir di bawah
pimpinan Salahuddin yang merebut Yerussalem dan menghancurkan kerajaan latin di
palestina. Demikian dahsyatnya pasukan yang Salahuddin pimpin hingga memupuskan
harapan Kristen di Timur. Ia melancarkan pukulan terhadap pasukan salib dan
tentaranyamemberiakn pil pahit kepada para pasukan salib tersebut. Maka dalam
pandangan salib, pasukan salahuddin amatlah menakutkan dalam setiap peperangan
melawan mereka.
d. Angkatan Salib Keempat; terjadi pada
1204 M. perang pada angkatan inilah yang dinilai paling rusak dalam sejarah
peperangan salib. Ini dikarenakan mereka bukanlah para tentara yang terlatih
melainkan para penyamun yang mencari keuntungan dalam peperangan ini. Mereka
hanya mencari sisa-sisa harta imperium timur serta usaha menyelamatkan diri
dari malapetaka perang salib.
e. Angkatan Salib Kelima dan Ketujuh;
tahun 1217 M. pada angkatan kelima dan ketujuh inilah, pasukan salib telah
mencapai pada titik keletihan yang teramat sangat. Mereka telah kehabisan bekal
makanan dan penyakit yang melanda sebagian besar tentaranya. Ditambah lagi
mereka telah kehilangan semangat perang, dan pada akhirnya mereka pun sia-sia
untuk melanjutkan misi ini. Mereka tertahan di perairan Mesir dan datarn
Daimetta yang pada akhirnya mereka pun kalah karena tercerai berai.
f. Angkatan Salib Keenam; pada 1228,
dan inilah perang salib yang paling menentukan antara hidup dan matinya
Muslimin atau kaum Salib. Yang mereka perebutkan adalah Yerussalem yang dalam
pandangan kedua agama ini adalah tempat suci agama mereka.
D.
Periodesasi Perang Salib
Para
sejarawan saling berbeda pendapat dalam menetapkan periodesasi perang salib.
Prof. Ahmad Syalabi ( penulis buku Attarikh Al-Islami Wa Al-Hadarah
Al-islamiyah) atau sejarah dan kebudayaan Islam., misalnya sebagai periodesasi
perang salib itu atas tujuh periode. Sementara itu Philip K.Hitti (orientalis)
yang menulis buku “the history of The Arab” memandang perang salib berlangsung
terus-menerus denag kelompok yang bervariasi, kadang –kadang berskala besar dan
tidak jarang pula yang berskala kecil. Selain itu arah dan peperangan tersebut
antara gerakan yang satu dan yang lainnya tidaklah terdapat pembatas yang jelas
antara tempat dan kurunnya. Meskipun demikian, Hitti berusaha membuat
periodesasi perang salib dengan menyederhanakan pembagiannya dalam tiga
periode.
a.
Periode Pertama
Disebut periode
penaklukkan (1096-1144). Jalinan kerjasama antara kaisar Alexius dan Paus
Urbanus II berhasil membangkitkan semangant umat Kristen, terutama akibat
pidato Paus Urbanus II pada konsiliasi Clermont pada tanggal 26 Nopember 1095.
menurut penilaian Philip K.Hitti, pidato ini kemungkinan merupakan pidato yang
paling berkesan sepanjang sejarah yang telah dibuat Paus.
Pidato ini
bergema di seluruh Negara Kristen mempersiapkan berbagai bantuan untuk
mengadakan penyerbuan. Gerakan ini merupakan gerakan spontanitas yang diikuti
oleh berbagai kalangan masyarakat. Hassan Ibrahim ( sejarawan yang menulis buku
sejarah islam) menggambarkan gerakan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang
tidak mempinyai pengalaman berperang, tidak disiplin, dan tanpa memiliki persiapan.
Gerakan
ini dipimpin oleh Pierre I ‘ermite. Sepanjang jalan menuju kota Konstantinopel
mereka membuat keonaran, melakukan perampokan dan bahkan terjadi bentrokan
dengan penduduk Hongarian dan Byzantium. Akhirnya dengan mudah pasukan salib
dapat dikalahkan Dinasti Seljuk.
Perang
salib angkatan berikutnya dipimpin oleh God Frey Of Bouillon. Gerakan kali ini
lebih merupakan ekspedisi militer yang terorganisasi rapi. Mereka berhasil
menduduki kota suci Palestina pada tanggal 7 juni 1099. pasukan ini melakukan
pembantaian besar-besaran selama lebih kurang seminggu terhadap umat islam
tanpa membedakan laki-laki dan perempuan, anak-anak dan dewasa, serta tua dan
muda. Disamping itu mereka membumihasungkan bangunan-bangunan umat islam.
Sebelum pasukan ini memasuki Baitul Maqdis, mereka terlebih dahulu merebut
Anatolia Selatan, daerah Tarsus, Antiokia, Alefo dan Arruha (Edessa). Selain
itu, mereka juga berhasil merebut Tripoli, Syam (Suriah) dan Acre.
Kemenangan
pasukan salib dalam periode ini telah mengubah peta dunia islam dan situasi di
kawasan itu. Sebagai akibat dari kemenangan tersebut, berdirilah beberapa
kerajaan latin Kristen timur, yaitu kerajaan Baitul Maqdis (1099) di bawah
pemerintahan raja God Frey, Edessa (1098) diperintah oleh raja Baldwin, dan Tripoli
(1109) dibawah kekuasaan raja Raymond.
b.
Periode Kedua
Disebut periode reaksi umat islam (1144-1192).
Jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan islam ke tangan kaum Salib membangkitkan
kesadaran kaum muslimin menghimpun kekuatan guna menghadapi mereka. Di bawah
komando Imaduddin Zangi, gubernur Mosul, kaum muslimin maju membendung serangan
kaum salib. Bahkan mereka berhasial kembali merebut Allepo dan edessa (Arruha)
pada tahun 1144. setelah Imadudin Zangi wafat pada tahun 1146, posisinya
digantikan oleh putranya Nuruddin Zangi. Dibawah kepemimpinannya ia meneruskan
citi-cita ayahnya untuk membebaskan negri-negri islam dari serangan kaum salib.
Kota-kota yang berhasial ia dapatkan kembali adalah:
1.
Damaskus (1147)
2.
Antiokia (1149)
3. Mesir
(1169)
Keberhasilan
kaum muslimin dalam merebut kembali beberapa kota islam yang telah diduduki
oleh kaun salib adalah setelah munculnya pejuang islam yang bernama salahuddin
Yusuf Al-Ayyubi (saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan Baitul Maqdis pada
tanggal 2 Oktober 1187, telah membangkitkan kembali semangat kaum salib untuk
mengirim ekspedisi militer yang lebih kuat. Ekspedisi dibawah pimpinan
raja-raja Eropa seperti:
1. FrederickI
2. Richard I
3. Philip I
Ekspedisi
militer salib kali ini dibagi dalam beberapa divisi. Sebagian menempuh jalan
darat, sebagian lagi menempuh jalan laut. Federick yang memimpindivisi barat
tewas tenggelam dalam penyebrangannya di Sungai Armenia, dekat kota Arruha.
Sebagian
tentaranya kembali, kecuali beberapa orang yang melanjutkan perjalanannya
dibawah pimpinan putranya. Adapun kedua divisi lainnya menempuh jalur laut
bertemu di Sicilia. Mereka berada di sana sampai musim dingin berlalu.
Karena
terjadi kesalahpahaman, akhirnya mereka meninggalkan Sicilia secara terpisah.
Richard menuju Cyprus dan mendudukinya, kemudian melanjutkan perjalanannya ke
Syam (Syuriah) adapun Philip langsung ke Acre. Di sana pasukannya berhadapan
dengan pasukan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Tidak berapa lama kemudian, dating
pula Richard dengan pasukannya yang mengakibatkan pertempuran sengit terjadi.
Akhirnya kota Acre ditinggalkan oleh pasukan Salahuddin yang memilih mundur
uantuk mempertahankan kota Mesir.
Dalam keadaan demikian, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan membuat suatu perjanjian. Inti perjanjian damai adalah : daerah pedalaman akan menjadi milik muslimin dan umat Kristen yang akan berziarah ke Baitul Maqdis akan terjamin keamanannya, sedangkan daerah pesisir utara, Acre dan jaffa berada di bawah kekuasaan tentara Salib.
Dalam keadaan demikian, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan membuat suatu perjanjian. Inti perjanjian damai adalah : daerah pedalaman akan menjadi milik muslimin dan umat Kristen yang akan berziarah ke Baitul Maqdis akan terjamin keamanannya, sedangkan daerah pesisir utara, Acre dan jaffa berada di bawah kekuasaan tentara Salib.
Tidak lama
kemudian setelah perjanjian itu disepakati, Salahuddin meninggal dunia pada
bulan Safar 589/ Februari 1193.
c.
Periode Ketiga
Periode
yang berlangsung 1193-1291 ini lebih dikenal dengan periode perang saudara
kecil-kecilan atau periode kehancuran kaum salib. Hal ini dikarenakan pada masa
ini lebih disemangati oleh ambisi politik untuk memperoleh kekuasaan dan
jabatan serta yang bersifat material ketimbang motivasi agama. Tujuan mereka
untuk membebaskan Baitul Maqdis seolah-olah mereka lupakan. Hal ini dapat terliaht
ketika pasukan salib yang mereka persiapkan untuk menyerang Mesir (1202-1204)
ternyata membelokkan tujuan menuju konstantinopel. Kota ini direbut dan
diduduki oleh Baldwin sebagai rajanya. Ia merupakan raja Roma Latin pertama
yang berkuasa di Konstantinopel.
Dalam periode ini telah terukir dalam sejarah pahlawan wanita yang tekenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-durr. Ia berhasil menghancurkan pasukan raja Louis IX dari prancis dan sekaligus menangkap raja tersebut, bukan hanya itu sejarah juga telah mencatat bahwa pahlawan wanita yang gagah berani itu telah mampu menunjukan kebesaran islam dengan membebaskan dan mengizinkan kembali raja Louis IX kembali ke negerinya, perancis.
Dalam periode ini telah terukir dalam sejarah pahlawan wanita yang tekenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-durr. Ia berhasil menghancurkan pasukan raja Louis IX dari prancis dan sekaligus menangkap raja tersebut, bukan hanya itu sejarah juga telah mencatat bahwa pahlawan wanita yang gagah berani itu telah mampu menunjukan kebesaran islam dengan membebaskan dan mengizinkan kembali raja Louis IX kembali ke negerinya, perancis.
Dalam
bidang militer, dunia barat menemukan persenjataan dan taktik berperang yang
belum pernah mereka temui sebelumnya di negeri mereka, seperti menggunakan
bahan-bahan peledak untukmelontarkan peluru, pertarungan ssenjata dengan
menggunakan kuda, tehnik melatih burung merpati untuk kepentingan inffformasi
militer, dan penggunaan alat-alat rebana dan gendang untuk memberi semangat
untuk pasukan militer di medan perang.
Dalam bidanmg perindustrian, mereka banyak menemukan kain tenun sekaligus peralatan tenun di dunia timur. Untuk itu mereka mengimpor bernagai jenis kain, seperti muslin, satin, dan dammar dari timur barat. Mereka juga menemukan berbagai jenis farpum kemenyan dan getah Arab yang dapat mengharumkan ruangan.
Dalam bidanmg perindustrian, mereka banyak menemukan kain tenun sekaligus peralatan tenun di dunia timur. Untuk itu mereka mengimpor bernagai jenis kain, seperti muslin, satin, dan dammar dari timur barat. Mereka juga menemukan berbagai jenis farpum kemenyan dan getah Arab yang dapat mengharumkan ruangan.
System
pertanian yang sama sekali baru di dunia barat mereka temukan di timur islam
seperti model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan
yang beraneka macam. Hal yang sangat penting lainnya adalah penemuan gula.
Hubungan
perniagaan dengan timur menyebabkan mereka menggunakan alat tukar uang sebagai
alat barang. Sebelumnya mereka masih menggunakan system barter. Ilmu ekonomi
yang mereka kembangkan sejak abad ke 9 telah pula melahirkan observatorium
dunia barat. Selain itu mereka meniru rumah sakit dan pemandu yang tidak kalah
pentingnya adalah sikap dan kepribadian umat islam di timur pada waktu itu
telah memberikan penagruh positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan di Eropa
yang sebelumnya tidak mendapatkan perhatian.
Demikianlah beberapa keuntungan yang didapat Barat dan Timur. Namun demikian adanya atas dunia timur. Perang salib telah memberikan peradaban besar terhadap kemajuan Barat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
– Saran
Daftar Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)